Kecap Taukah Kamu Asal Katanya ??

Kecap, bumbu masakan yang sangat banyak digunakan oleh masyarakat di negara kita ini. Bumbu dapur atau lebih tepatnya di katakan sebagai penyedap makanan ini berwarna hitam pekat, rasanya manis dan khas. Kecap diproduksi dari serangkaian proses yang bisa kita katakan cukup sederhana, bahan baku utama dari penyedap yang berwarna hitam pekat ini adalah kacang kedelai, diproses dengan menggunakn gula jawa, garam dan sedikit racikan khusus, yang pada akhirnya menghasilkan penyedap rasa yang cukup untuk menggugah selera makan kita.

Namun apakah kita mengetahui mengapa cairan kental hitam pekat dan manis itu disebut kecap, nah inilah sedikit sejarah mengenai sebuah penyedap rasa berwarna hitam pekat yang disebut ”kecap”.

Konon katanya dahulu ketika bangsa kita dijajah oleh kaum belanda yang hampir menjajah kita selama 350 tahun, rakyat pribumi memiliki jalan hidup dan keeruntungan yang berbeda-beda, tetapi sebagian besar berada di bawah tirani penjajah dengan kehidupan yang jauh dari kata kebebasan dan kemerdekaan apalagi jika kita menyebut tentang kesejahteraan.

Berbeda dengan salah seorang wanita yang namanya cukup singkat padat dan tidak bermakna apa-apa ”inem” itulah dia salah seorang hawa dari bangsa kita yang mungkin cukup menikmati kehidupan dalam belenggu penajajah. Ya tentu saja demikian, inem berprofesi sebagai kepala pembantu rumah tangga di salah satu keluarga VOC, keuletan dan ketekunan dan tentu saja pengabdian dia kepada majikan membuat semua orang bersimpati kepadanya termasuk penjajah sekalipun.

Jabatan dia sebagai kepala pembantu rumah tangga memberikan dia gaya hidup yang cukup berbeda dan tentu saja keberuntungan yang berbeda dengan saudaranya pribumi yang lain, pekerjaannya sebagai kepala pembantu rumah tangga memaksa dia untuk selalu mengikuti majikannya untuk mengawasi para baby sitter dan tentu saja melayani majikannya karena hanya dialah pribumi yang dipercaya ole majikannya.

Singkat cerita suatu malam majikan si inem diundang untuk makan malam bersama, makan malam ini diusungkan oleh perkumpulan tuan tanah yang menguasai dan memprioritaskan kedelai sebagai sumber utama perkebenannya (mungkin bisa dikatakan asosiasi penanam kedelai VOC disingkat APKVOC), malam itu suasana sangat padat, meriah dan ramai orang berdansa, minum-minum, tertawa semuanya larut dalam kegembiraan, kebetulan hari itu panen raya telah berhasil dan mereka pun bangga dengan hasil kedelai yang mereka capai untuk musim tanam tahun ini di negeri Indonesia.

Si inem pun tidak kalah gembiranya dia bisa ikut dalam acara tersebut bersama majikannya, mendengarkan alunan musik, melihat keramaian, orang berdansa, dan tentu saja mencicipi makanan-makanan yang tersedia untuk di santap, status dia sebagai pembantu bisa sejenak dia lupakan dan terlarut dalam kemeriahan malam. Inem pun tidak kuasa menahan nafsu makannya dia mencoba semua hidangan yang tersaji di depan matanya, tapi selalu matanya tidak pernah terlepas dari perhatiannya terhadap botol yang berisikan cairan hitam yang orang orang banyak menuangkan ke makanannya. Hati inem pun bergidig, apakah gerangan isi botol itu.....mengapa semua orang begitu menikmati hidangan yang dituangkan cairan hitam tersebut........????, terlintas dipikirannya pantas saja belanda itu senang menjajah, makanannya saja hitam, mungkin karena itu juga hati kaum penjajah hitam, gelap, tidak ada belas kasihan, tidak peduli dengan penderitaan dan kebiadaban yang telah mereka timbulkan........., bulu roma inem pun berdiri setelah dia membayangkan apa yang terjadi kepada saudaranya yang tidak seberuntung dia di luar sana. Tapi dasar si inem keingin tahuanya yang sangat tinggi pun tidak menghalangi keinginan dia untuk tetap mencoba cairan hitam penggelap jiwa tersebut.

Berkatalah inem kepada majikannya ”tuan apakah benda cair yang hitam pekat itu tuan?”

Majikannya pun menjawab, ”oo..inem kamu belum pernah melihatnya yaa, kamu harus coba itu inem, rasanya....its incridible taste, kamu orang sebaiknya coba itu”, inem pun semakin bertanya di dalam hatinya, ”apakah ini...????, perasaan apa ini...????, aku tidak dapat menahannya, air liur ku semakin membanjiri rongga mulutku, pikiran ku hitam gelap seperti cairan itu....,!!!!, oh tidak maafkan aku saudaraku......maafkan jika aku harus mencobanya, maafkan jika nanti aku menjadi gelap hati seperti penjajah ini, tapi rasa ini......!!!, rasa ini........, aku tidak bisa menahan untuk merasakannya........”, tidak cukup lama dia berfikir terucap lah dari mulut dia, ”tuan apakah aku boleh mencicipinya...?”, majikannya pun tersenyum kepada dia dan berkata ”tentu saja inem...”, tak lama kemudian majikannya menengadahkan kepalanya mencari seseorang yang dia kenal untuk mengambilkan botol tersebut untuk diberikan kepada inem, karena memang botol yang berisi cairan tersebut cukup jauh dari jangkauan inem dan majikannya. ”brutus!!!, hey buddy....!!” teriak si majikan inem....”what ??” di sambut oleh seseorang yang kebetulan berada di dekat botol hitam tersebut, ”tolong ambilkan saya botol disebelah mu itu, berikan pada saya, saya ingin mencicipinya!” sambut si majikan, ”botol ini maksudmu ?, tapi kau jauh, tempat ini penuh dengan orang berdansa ??, aku malas untuk mengantarkannya!”, lanjut sosok berbadan besar dan berdiri sambil memegang botol hitam yang dimaksud, inem pun berharap cemas, hati dan pikirannya tak menentu, ”cepat....!!, cepat....!! berikan padaku, aku ingin mencicipinya, ayo CEPAT!!”, sang majikan setelah sedikit berfikir berkata, ”sudah kau lemparkan saja botol itu,?”, tanpa panjang lebar brutus pria berbadan tegap tersebut mengangkat lengan nya yang telah menggenggam botol hitam dan berteriak, ”CATCH UP!!!”, dia pun melemparkan botol hitam tersebut ke arah majikan dengan lemparan sempurna!.

Inem terpana, semua panca inderanya yang lima seakan menjadi tajam, ketika dia melihat adegan lemparan yang sempurna dari seseorang yang berfisik gagah dan melemparkan botol hitam yang dia nantikan, botol hitam yang telah mencuri pandangannya dari sejak awal dia masuk ke ruangan tersebut. ”OH...Tuhan terima kasih engkau telah memberikan apa yang aku inginkan....terima kasih Tuhan..”, sepintas terlintas ucapan syukur di hati inem.

”gotcha...!!”, majikan inem bergemim dengan bangga dan sambil tersenyum menyambut botol yang telah dilemparkan brutus kepadanya, ”terima kasih brutus !!” majikan berteriak kepada sosok pria yang berbadan tegap tadi, pria berbadan tegap hanya tersenyum dan menggerakan gelas digenggamannya seakan dia akan bersulang dengan si majikan. Tak lama kemudian suasana semakin padat, lambat laun hilanglah sosok yang berbadan tegap tersebut di kerumunan orang banyak.

Inem terus terpana dengan botol yang kini dipegang oleh majikannya, “silahkan inem, kini ia punya mu, tuangkan dan nikmati makananmu” ucap si majikan kepada si inem ketika dia memberikan botol itu ke tangannya, inem gemetar, keringat dingin bercucuran, dengan tanpa pikir panjang dia ambil botol itu dari tangan majikannya dan berterima kasih kepadanya. Sesaat kemudian inem pun menuangkan cairan tersebut ke makanannya, inem terus mengamati cairan tersebut, ia terpana dengan betapa hitamnya cairan tersebut, aromanya pun sangat khas, singkat cerita inem langsung menyantap makanannya tersebut, ”mmm......rasa apa ini, manis....gurih.....aku sangat menyukainya....manis......, tidak pernah kurasakan sebelumnya, luar biasa....” pikir inem ketika dia menyantap makanan yang telah dituangkan dengan cairan hitam tersebut. Pikirannya berputar-putar tak menentu, mulai merasakan gurihnya cairan tersebut, hingga dia akhirnya bertanya-tanya, apakah nama cairan ini,....,apakah bumbu masakan ini, yang manis, gurih, rasanya sangat khas, inem berusaha untuk kembali menajamkan indranya dan mengingat-ingat apa saja yang terjadi sebelum dia menikmati bumbu hitam tersebut, ”oohhh.... aku tau..aku tau sekarang!!!” inem tersenyum, seakan dia telah menemukan perhiasan emas yang itu hanya untuk dia, ”yah..aku tau....apakah cairan ini, aku tau, betul ini adalah (CATCH UP, baca KECAP) KECAP, orang yang berbadan besar tadi berkata seperti itu ketika melemparkanya kepada tuan......, ya benar ini adalah kecap.....aku harus memberi tahukan kepada saudara-saudaraku bumbu ini, bumbu ini adalah kecap”.....itulah hasil kesimpulan si inem, dia akhirnya menemukan apa yang menjadi pertanyaan dia selama ini, botol hitam, cairan hitam ternyata adalah kecap, rasanya manis dan gurih, inem bangga dan tersenyum, rasa penasaran dia sudah hilang kesimpulannya akan kecap sudah mantap.

Singkat cerita itulah kesimpulan inem dia menamakan penyedap rasa tadi dengan nama kecap (catch up), dia membeberkan hal ini kepada semua kerabatnya, dan hingga hari ini kita semua mengenal penyedap rasa hitam dan berbahan baku kedelai ini adalah kecap, berterima kasihlah kepada si inem, dia menemukan nama dan memacu masyarakat kita untuk memproduksi kecap itu sendiri, hingga kini banyak sekali produk kecap yang beredar di pasaran, ABC, Bangau, Korma, dll, kesemuanya itu tentu bernamakan ”KECAP”.

Akhir cerita mengapa hingga saat ini pemerintah tidak mematenkan nama kecap, dan menobatkan kepada si inem sebagai penemu kata kecap, yah betul......karena semua cerita ini hanyalah fiktif belaka, kesamaan nama tokoh tempat dan cerita hanyalah suatu kebetulan, tidak ada maksud penulis untuk membuat suatu kebohongan, ini semua karena satu tujuan dari penulis, membuat kita semua sedikit tersenyum dan memulai hari dengan senyum, asal kata K E C A P dari serapan bahasa asing CATCH UP (baca kecap), hanyalah kesamaan belaka. f@h

0 komentar:

Posting Komentar